| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Wednesday 2 April 2014

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR [3]

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR” [3]
Beberapa Jawaban dari Pertanyaan dan Pernyataan Irshad Manji
dalam Surat Terbukanya
(Beriman Tanpa Rasa Takut)

  • BAB 2: TUJUH PULUH PERAWAN
  • Al-Qur’an Menasehati Umat Yahudi dan Nasrani untuk Tetap Tenang. Tidak Ada Yang Perlu Mereka Takutkan Atau Sesalkan Selama Mereka Tetap Setia Pada Kitab Suci Mereka. Tetapi di Sisi Lain, Al-Qur’an Secara Terang-Terangan Menegaskan Bahwa Islamlah Satu-Satunya Keyakinan yang Benar. Aneh Bukan?”
Saya fikir tidak aneh karena jika benar seluruh umat Yahudi dan Nasrani/ Nazarea tetap setia – percaya dan menjalankan – kitab suci mereka maka mereka akan tiba pada keyakinan yang benar yaitu Islam, di mana dalam kitab mereka telah diramalkan kedatangan Muhammad dan mengajarkan Tauhid. Dan lagi Al-Qur’an adalah penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. Masalahnya adalah ada beberapa Yahudi yang tidak setia, khianat dan menciptakan kesalahan/ kerusakan yaitu mengubah isi kitab tsb, sehingga membuat rancu para pengikut berikutnya. Mereka mengubah keyakinan hingga ada Yahudi Talmudian/ Zionis – yang berbeda dengan Yudaisme, kitab mereka bukan Taurat, dan adanya Kristen Trinitas (beda dengan unitarian yang tauhid) dan menganggap Yesus tuhan anak, ada tuhan bapa dan roh kudus. Keyakinan-keyakinan tsb tidak sesuai dengan ajaran kitab suci mereka yang asli – yang diturunkan ALLAAH SWT.

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,”
(QS. Al-Israa’: 2)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain ALLAAH dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci ALLAAH dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At-Taubah: 31)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah ALLAAH dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 41-42)
Dan sesungguhnya ALLAAH telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan ALLAAH berfirman, ‘Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-Rasul-KU dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada ALLAAH pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (ALLAAH) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya ALLAAH menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Maa’idah: 12-13)
“‘Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?’ Katakanlah, ‘Apakah kamu lebih mengetahui ataukah ALLAAH, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari ALLAAH yang ada padanya?’ Dan ALLAAH sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah: 140)
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi ALLAAH hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat ALLAAH maka sesungguhnya ALLAAH sangat cepat hisab-Nya.”
(QS. Ali ‘Imran: 19)
  • Terkait Budak, Islam Memperbolehkan Perbudakan? Bahkan dalam Al-Qur’an Diatur Tentang Perbudakan tsb?
Sejak Islam datang, agama ini memberikan kebebasan/ kemerdekaan penuh terhadap orang-orang yang sebelumnya hanyalah budak, dimana pada masa itu mereka hanya bernilai setara barang yang diperdagangkan. Dalam Islam kedudukan manusia semuanya sama, hanya ketaqwaanlah yang membedakan kita satu sama lain, hal ini menegaskan bahwa Islam menentang perbudakan. Namun Islam tidak dapat memaksakan orang-orang pada masa itu untuk semuanya memerdekakan budaknya dan/ atau untuk tidak menjadi budak. Sebaliknya melalui agama tauhid ini disarankan dan diajarkan untuk menghormati budak, memperlakukannya dengan sangat baik, karenanya dalam Al-Qur’an ada aturan tentang hal itu. Aturan ini bukan untuk melegalkan/ melestarikan budak, namun justru agar budak pun diperlakukan manusiawi, mendapatkan hak-haknya. Bahkan dalam berbagai hukuman/ denda/ kafarat yang harus dibayar untuk beberapa dosa adalah dengan membebaskan/ memerdekakan budak. Itulah cara persuasif yang Islam ajarkan. Inilah keistimewaan agama Islam, sungguh melebihi agama-agama dan kepercayaan lain di dunia. Inilah bukti bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
----------to be continued---------


  • Memukul Istri
Coba lihat QS. Shaad (38) ayat 44:
Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput) maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).”
Nabi Ayyub AS menderita penyakit beberapa waktu lamanya dan dia memohon pertolongan kepada ALLAAH SWT. ALLAAH kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya, atas petunjuk ALLAAH, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu sehingga sembuhlah ia dari penyakitnya dan dia berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka kemudian mereka berkembang biak sampai jumlah mereka 2x lipat dari jumlah sebelumnya. Pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya (nazar)1, bahwa dia akan memukul istrinya bilamana sakitnya sembuh, disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah ALLAAH seperti yang tercantum dalam ayat di atas agar dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukulnya dengan seikat rumput.

----------to be continued---------


  • Opini di postingan ini adalah semata tanggapan saya pribadi terkait isi Surat Terbuka/ E-Book Irshad Manji berjudul Beriman Tanpa Rasa Takut (Versi Indonesia .) Dengan begitu komentar berupa jawaban ataupun pertanyaan belum bisa dikatakan semuanya menunjukkan pandangan saya. Mohon pembaca tidak rancu dengan kenyataan di lapangan, pernyataan, atau pertanyaan yang muncul. Tambahan berupa ayat-ayat Al-Qur’an semata-mata untuk mengingatkan dan membantu kita bersama. Semoga tulisan saya ini bermanfaat.

[NB: Jika anda ingin mengetahui isi surat terbuka/ buku Irshad Manji selengkapnya silahkan beli bukunya dan baca seluruh isinya atau bisa juga download e-booknya]


1 Menurut beberapa pendapat yang pernah saya baca bahwa jika nazar (sumpah) tsb baik maka wajib dilaksanakan namun jika nazar tsb buruk (membawa keburukan) maka tidak wajib menjalankannya. Namun alahkah baiknya jika kita tidak bernazar, namun melakukan suatu kebaikan dengan ikhlas dan demi meraih ridha ALLAH, maka kita akan mendapat balasan yang baik. Wallahu ‘alam.

No comments:

Post a Comment