| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Monday 17 March 2014

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR [1]



“BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR” [1]
Beberapa Jawaban dari Pertanyaan dan Pernyataan Irshad Manji
dalam Surat Terbukanya
(Beriman Tanpa Rasa Takut)

  


v  SURAT TERBUKA
·         Korban Pemerkosaan yang Dihukum Rajam Karena Tuduhan Zina
          Sangat tidak fair, justru seharusnya korban dilindungi. Pemerkosanya yang harus dihukum berat.

“Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai ALLAAH memberi jalan lain kepadanya.”
(QS. An-Nisaa’: 15)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,  mereka ingat akan ALLAAH, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada ALLAAH? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(QS. Ali ‘Imran: 135)
 “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nuur: 4)
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,”
(QS. An-Nuur: 23)
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
 (QS. Al-Hujaraat: 6)
 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidaah: 8)
 “Sesungguhnya ALLAAH menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya ALLAAH memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya ALLAAH adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisaa’: 58)
 
·         Wanita Ditangkap Karena Memakai Baju Warna Merah Saat Valentine
         Di sini tidak jelas apakah hanya karena warna baju atau karena ikut merayakan valentine sehingga wanita tsb ditangkap? Dan setelah ditangkap apa yang dilakukan terhadap wanita tsb?
      Bagaimanapun valentine bukanlah ajaran Islam. Ini bukan tentang kebahagiaan tapi kepercayaan & ritual. Valentine dilihat dari sejarahnya (dengan berbagai versi) semuanya mengindikasikan bahwa muslim tidak perlu/ tidak boleh merayakannya. Dan jika benar valentine terkait kepercayaan/ akidah maka yang merayakannya berdosa (jika dia mengetahui hal tsb tapi tetap melakukannya). Beda kasus jika dia tidak tahu/ tidak mengerti atau hanya sekedar terjebak dalam lingkungan/ sistem yang mengharuskannya (terpaksa), maka kita tidak bisa/ punya kewenangan mengukur dosanya. Karena bahkan jika ada orang yang terpaksa menutupi imannya demi keselamatan/ kehormatan dirinya dan keluarga, hal tsb diperbolehkan. 
            Kembali soal penangkapan, saya fikir jika wanita tsb ditangkap hanya karena alasan tsb itu sangat tidak bijak. Memberikan pengertian, sosialisasi, pendidikan (edukasi) dan penerangan yang harusnya didahulukan agar orang-orang mengetahui tentang valentine dan hukum merayakannya. Di sekolah saya pun tidak pernah dibahas soal valentine, saya tahu bukan dari sekolah atau buku teks sekolah tapi dari membaca-baca buku sendiri dan mencari tahu dari sumber lain, dan baru saya ketahui saat SMA. Jadi sangat wajar jika ada banyak pemuda & pemudi yang ikut merayakannya semata-mata karena ikut-ikutan teman & acara yang sering diadakan, sedang mereka memang tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Selanjutnya berdialog adalah hal yang paling pantas/ tepat. Jikapun mereka tetap tidak peduli, itu bukan kewajiban kita lagi, bahkan agama sekalipun tidak boleh dipaksakan.



“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

(QS. Al-Hujaraat: 6)
 “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,  mereka ingat akan ALLAAH, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada ALLAAH? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
 (QS. Ali ‘Imran: 135)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidaah: 8)
 “Sesungguhnya ALLAAH menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya ALLAAH memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya ALLAAH adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisaa’: 58)

·        Siapa Penjajah Kaum Muslim Sesungguhnya? (Amerika atau Bangsa Arab?)
                Bisa siapa saja menurutku. Jika pertanyaannya diajukan khusus Arab atau Amerika, itu sangat tidak fair. Maka menurutku seorang Irshad Manji tidak ada bedanya dengan kebanyakan orang yang dia tentang/ tidak disukai terkait dengan anti semit – rasis – karena itu sama saja bukan?

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidaah: 8)



·         Seruan Al-Qur’an Membenci Kaum Yahudi? (Di mana? QS?)
      Yahudi kan bisa bangsa, agama, darah/ keturunan ataupun kewarganegaraan. Yudaisme berbeda dengan Zionisme/ Yahudi Talmudian/ Israelis, seharusnya Irshad Manji sudah tahu hal ini kan? Benar bahwa beberapa Nabi dan Rasul bahkan adalah juga bangsa Yahudi, jadi tidak mungkin ALLAAH menyuruh kita membenci mereka bukan? Justru Yahudi sendirilah yang dulu tidak menerima mereka (Nabi/ Rasul dari bangsa mereka sendiri), durhaka – kecuali yang beriman tentu saja.
       Anti Zionis/ Israel terkait pendudukan, penjajahan dan pembantaian di Palestina, ini bukan semata-mata karena sentimen/ tentang agama atau ras, tapi lebih dari itu, ini sudah masuk isu kemanusiaan, keadilan dan kebebasan.  

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidaah: 8)
Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kepada Al-Quran yang diturunkan ALLAAH,’ mereka berkata, ‘Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami’. Dan mereka kafir kepada Al-Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah, ‘Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi ALLAAH jika benar kamu orang-orang yang beriman?’"
(QS. Al-Baqarah: 91)


----------to be continued---------



Ø  Opini di postingan ini adalah semata tanggapan saya pribadi terkait isi Surat Terbuka/ E-Book Irshad Manji berjudul Beriman Tanpa Rasa Takut (Versi  Indonesia .) Dengan begitu komentar berupa jawaban ataupun pertanyaan belum bisa dikatakan semuanya menunjukkan pandangan saya. Mohon pembaca tidak rancu dengan kenyataan di lapangan, pernyataan, atau pertanyaan yang muncul. Tambahan berupa ayat-ayat Al-Qur’an semata-mata untuk mengingatkan dan membantu kita bersama. Semoga tulisan saya ini bermanfaat.  



[NB: Jika anda ingin mengetahui isi surat terbuka/ buku  Irshad Manji selengkapnya silahkan beli bukunya dan baca seluruh isinya atau bisa juga download e-booknya]  

 

No comments:

Post a Comment