Harry Potter adalah fenomena dunia sastra dan perfilman, meskipun banyak penggemarnya namun juga banyak kontroversi di sana. Bahkan sebagian kalangan berani menyebut tujuh serialnya
sebagai "The Handbook of
Magic and Occult". Mengapa demikian?
Menurut
Wikipedia,
Okultisme
adalah kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir.
Kata okultisme
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, occultism.
Kata dasarnya “occult”
berasal dari bahasa Latin occultus
yang berarti rahasia dan occulere
yang berarti tersembunyi, yang merujuk kepada “pengetahuan yang
rahasia dan tersembunyi” atau sering disalah-artikan oleh
masyarakat umum sebagai “pengetahuan supranatural”.
Okultisme
yang sebenarnya bukanlah hanya sihir dan lebih tepatnya bukanlah
supranatural,
karena pada dasarnya okultisme
adalah ilmu yang alami. Okultisme
adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan tersembunyi yang terdapat di
alam semesta, pada diri dan lingkungan. Tujuan akhirnya bagi praktisi
okultisme
adalah pemahaman dan pengertian yang sebenarnya tentang diri sendiri
yang lebih tinggi yang kemudian akan menghasilkan pencerahan dan
kebijaksanaan yang akhirnya akan mendekatkan diri pada sang pencipta.
Lebihlah
mudah untuk mempelajari trik, ilusi, ilmu, dan metode yang
menggunakan teknik memanipulasi energi yang ada pada alam, berbagai
pengaruh yang bervibrasi rendah, kekuatan yang ada pada emosi
manusia, energi yang kasat mata, yang dipahami, dipelajari dan
kemudian dimanipulasi. Tetapi hal ini merupakan ilmu hitam (black
magic)
yang motivasinya sering berdasarkan kepentingan sang individu yang
menyalahgunakan ilmu ini.
Kali ini saya akan membahas tentang bahaya fenomena Harry Potter
dilihat dari akidah Islam. Apa yang diajarkan sekolah Hogwarts banyak persamaan dengan naskah ritual pemanggilan Dewi
Iblis Lilith, isteri Lucifer dan ibu dari Baphomet. Belum lagi berbagai simbolnya dan karakternya. Para pendidik di Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di dunia, juga sejumlah pemuka
Gerejanya melarang anak didiknya membaca novel maupun menonton filmnya. Jika non-Muslim saja demikian, apalagi bagi seorang
Muslim.
Maret 2000, Carol Rookwood, Kepala Sekolah Gereja St Mary's Island di
Catham, Inggris, telah mendengar jika rekan-rekan sejawatnya di Amerika Serikat
telah melarang seluruh anak didiknya untuk membaca semua novel Harry Potter – saat itu film
pertama Harry Potter belum rilis. Akhirnya Carol Rookwood pun mengikuti jejak mereka. Dia dengan tegas melarang seluruh anak didiknya untuk membaca novel Hary Potter.
“Semua novel yang dikarang perempuan penulis dari Edinburg – JK. Rowling - itu bertentangan dengan apa yang
diajarkan Alkitab. Tukang sihir,
setan, dan iblis semuanya jahat. Tidak ada sihir yang baik!” tegas Rookwood. Sikap Rookwood tersebut dikecam The National Secular Society. Keith Porteous Wood selaku ketua Masyarakat
Sekular Inggris menyatakan, “Selama berabad-abad, imajinasi anak-anak
telah tumbuh bersama kisah-kisah dongeng tentang tukang sihir dan peri. Sikap
melarang membaca buku yang sangat populer itu akan sangat merugikan.”
JK. Rowling menjawab, “Saya tidak terlalu
merisaukan kontroversi mengenai buku
saya. Saya hanya menulis sesuatu yang sudah ada
berabad lalu, pertempuran antara kekuatan kebaikan melawan kekuatan jahat.
Pertempuran antara Tuhan dan Setan.”
Di negara kita, kontroversi seperti itu juga terjadi meski tidak segencar di Inggris dan Amerika Serikat.
JK. ROWLING
Sebelum mengupas satu-persatu sisi gelap serial Harry Potter, kita
sebaiknya mengetahui siapa orang yang berada di belakang semua ini. Saat pertama
kali mendengar nama JK. Rowling saya berfikir dia adalah seorang laki-laki,
tidakkah pembaca juga mengira demikian? Ternyata hal ini suatu yang wajar
karena memang bukan kebetulan, nama tersebut sengaja dibuat demikian agar
terdengar seperti nama laki-laki. Setidaknya itu yang diharapkan oleh penerbit
novel serial Harry Potter. Nama asli dari JK.
Rowling adalah Joanne Rowling, tanpa huruf “K” di tengahnya. Penerbitnya menyarankan agar Rowling menambahkan huruf depan
dan disingkat agar terkesan sebagai laki-laki. Mereka beranggapan jika nama
perempuan saat itu belum menjamin pemasaran yang baik bagi karya novel seperti
Harry Potter. Akhirnya Rowling
memilih nama “Kathleen” yang ditempatkannya di tengah. Dalam cover novel
ditulis “J.K. Rowling”. Dalam hukum di negaranya, sisipan nama “Kathleen” tetap tidak diakui.
Rowling lahir pada tanggal 31 Juli 1965 di
Chipping Sodbury, Inggris. Orang
tuanya, Peter dan Ann, adalah mantan tentara Angkatan Laut Inggris,. Adiknya, Diana, lahir ketika Rowling
berusia satu tahun sebelas bulan. Sejak
kecil Rowling sudah terobsesi dengan banyak bahan bacaan, bahkan sudah mulai menuliskan cerita pendek sederhana sejak usia 5 tahun
dengan karya perdananya berjudul “Rabbit”.
Dari Chipping Sodburry,
keluarganya pindah ke daerah Winterbourne saat Rowling berusia empat tahun. Di
tempat yang baru ini, Rowling punya tetangga bernama Potter dan mereka bersekolah di Sekolah Dasar St. Michael. Ketika
Rowling berusia 9 tahun, keluarganya pindah lagi ke Tutshill, South Wales. Rowling masuk
Sekolah Menengah Wyedean Comprehensive. Lulus dari Wydean, Rowling ingin
melanjutkan ke Oxford University namun gagal. Dia kemudian masuk ke Universitas
Exeter di Inggris mengambil jurusan bahasa Perancis selama empat tahun dan mengajar bahasa Inggris di Paris (Perancis) selama setahun di tahun terakhir perkuliahan. Tahun 1990 Rowling lulus dan
kembali ke Inggris.
Menurut beberapa artikel tentang kisah
hidupnya, ide awal dan bab-bab pertama tentang novel Harry Potter timbul begitu
saja saat Rowling tengah berada di dalam kereta api dari Manchester menuju London, ketika dia masih gadis di tahun 1990. Karena tidak
membawa alat tulis, Rowling menyimpan ide tentang seorang anak lelaki
berkacamata bundar tersebut di dalam otaknya. Kalimat-kalimat awal novel
perdana Harry Potter ditulisnya di dalam flat di Manchester namun baru
diselesaikan beberapa tahun kemudian, saat dia telah berpisah dengan suami
pertamanya yang seorang wartawan Portugal dan membawa seorang anak perempuan
yang masih sangat kecil bernama Jessica. Bersama Jessica, Rowling menjadi Single-Parent
dan menumpang hidup di rumah adiknya, Diana, di Edinburg, Skotlandia. Di kota inilah Rowling menyelesaikan novel Harry Potter pertamanya. Novel itu diberi
judul “Harry Poter and The Philosopher’s Stone”, diselesaikan dengan
sebuah mesin ketik tua di tahun 1995. Setelah ditolak 12 penerbit, Bloomsbury
akhirnya mau menerbitkannya. Namun novel ini baru meledak di Inggris tahun 1997
dan di Amerika diubah judulnya menjadi “Harry Potter and The Sorcerer’s
Stone” setahun kemudian.
Menelisik novel perdana Harry Potter yang begitu banyak istilah sihir,
simbol, binatang, dan ritual okultisme purba — seperti Black-Cat, Owl, Jubah Hitam, ‘Minerva’
McGoganall, Bolt of Lightning,
Ular, Sapu Terbang, Quidditch, Mirror of Erised, Nicholas Flamel “Sang Grandmaster
Illuminati”, Unicorn, Batu
Bertuah — yang terjalin dengan begitu cermat dalam kisah dan intrik yang dialami
Harry Potter di masa awal bersekolah di Hogwarts, sulit untuk membayangkan hal
itu bisa dihasilkan dari seorang ibu rumah tangga biasa yang selama ini
disematkan pada sosok JK. Rowling. Sudah bukan rahasia umum jika sebuah novel sering berlatar belakang
kehidupan penulisnya. Misal, John Grisham
yang seorang lawyer dikenal sebagai penulis novel-novel ber-setting
peristiwa hukum (The Firm), Mario
Puzo yang sarat pengalaman dengan intrik dan konflik selama Perang Dunia II
dikenal sebagai penulis kisah-kisah mafia (The Godfather), dan Michael Chrichton yang tenaga medis dan ahli biologi dikenal sebagai penulis novel-novel
bersetting yang sama (A Case of Need, Five Patients).
Seorang JK. Rowling yang mampu menulis tujuh novel sangat
tebal, yang sarat dengan ritual dan benda sihir, okultisme, simbol-simbol paganis seperti Celtics, Druids, bahkan Kabbalah, yang dijalin sedemikian rupa
dengan apik dan mengalir, bahkan tujuh serial novelnya ini disebut oleh banyak
kalangan sebagai “The Handbook of Magic” atau “The Handbook of Occult”
— karena secara rinci memaparkan segala pernik tentang
ritual sihir, termasuk mantera-manteranya — tentulah seseorang yang menguasai apa yang ditulisnya,
minimal banyak tahu tentang hal tersebut. Lalu dari mana JK. Rowling menguasai seluk-beluk sihir tersebut? Jawabannya, sementara
ini diyakini berasal dari dua latar
belakang kehidupannya. Pertama, dari sejarah masa lalu kota
Edinburgh di mana JK. Rowling menggarap novel Harry Potter pertamanya, dan
kedua, Universitas Exeter tempat dia menimba ilmu
- dikenal sebagai lembaga pendidikan yang sarat
dengan pengajaran okultisme. Kedua tempat itu memang dikenal dekat dengan ilmu sihir,
di mana Kabbalah (ritual Osirian Mesir Kuno) menjadi sumber utamanya.
EDINBURGH
Kota Edinburgh berada di Teluk Fort yang berhadapan langsung dengan Laut
Utara. Ia berada di Barat Skotlandia, berbatasan dengan kota Berwick on Tweed
di Utara Great Britain. Sebelah timur Edinburgh berdiri kota Glasgow yang juga
berada di dataran rendah. Sejarah dunia
mengenal kota kelahiran Harry Potter, Edinburgh, sebagai tempat pelarian utama
para Ksatria Templar ketika Paus Clement V dan Raja Philip le Bel dari Perancis
menumpasnya dari daratan Eropa di tahun 1307. Saat itu, Skotlandia merupakan satu-satunya wilayah di Eropa yang bebas dari
pengaruh Vatikan karena tengah diekskomunikasikan. Para Templar diterima dengan
tangan terbuka oleh Raja Skotlandia, Robert
de Bruce, dan mereka akhirnya menguasai serikat tukang batu bernama Mason
yang kemudian dari nama ini para Templar mendirikan organisasi rahasia mereka
yang baru yaitu Freemasonry. Sampai sekarang, markas para Freemason
di seluruh dunia dinamakan Loji, Loge, atau Lodge, yang berasal dari sebutan gilda atau asrama tukang batu Skotlandia yang bernama Loji.
Di Edinburgh inilah, para Freemason mempraktekkan ilmu sihir Kabbalah
dan menyelenggarakan ritual Luciferianistik-nya. Di atas
sebuah bukit, dekat Edinburgh dan hanya berjarak 15 kilometer dari pusat
Templar kuno di Balantrodoch, para Templar mendirikan sebuah kapel yang awalnya
diakui sebagai kapel keluarga, walau setelah pembangunannya selesai, kapel yang
ada sama sekali tidak bisa disebut sebagai kapel keluarga karena terlalu mewah,
besar dan bernilai
jika hanya dipakai oleh keluarga. Namun masuk akal jika yang dimaksud dengan istilah “keluarga” adalah
“Keluarga Besar Templar” atau “Persaudaraan para Templar”. Pembangunan kapel ini dipimpin langsung oleh William St. Clair.
Para Mason dan Rosicrusian
terpilih didatangkan dari sejumlah negara Eropa untuk membangun kapel yang
dinamakan Rosslyn Chapel. Selain
didedikasikan kepada para Templar dan leluhurnya, juga sebagai bentuk penghormatan pada dewa-dewi, Kapel Rosslyn dipercaya didirikan sebagai bentuk tantangan
kepada Gereja Katolik dan Paus. “Kami
masih ada dan berdiri tegak setelah 150 tahun engkau menumpas kami!”
begitu mungkin pesan para Templar terhadap Gereja.
Tidak seperti gereja pada
umumnya, pembangunan dan arsitektur Kapel Rosslyn yang diselesaikan tahun 1450 sungguh kental
dengan segala ornamen dan simbol yang merepresentasikan keyakinan para Mason.
Selain gereja, di sekeliling daerah itu juga dibuka sebuah perkampungan guna
dijadikan tempat penampungan para Mason dan Rosicrusian yang bekerja membangun
gereja tersebut.
Arsitektural kapel tersebut
sungguh unik dan tiada duanya di seluruh daratan Eropa, bahkan dunia. Mungkin
hanya Kuil Herod (Haikal Sulaiman)
yang mampu menyamai kerumitan, keindahan dan keseraman arsitektural
Rosslyn. Kapel ini dengan sangat tepat menangkap atmosfir Kuil Herod. Nyaris
seluruh bagian dari kapel ini dihiasi dengan simbol-simbol Masonik. Di antara
simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang
menggambarkan kepala Hiram Abiff dan pembunuhnya,
sebuah relief dari suatu upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan
kompas-kompas. Kapel ini
diwarnai oleh warna paganisme dan okultisme yang kental, di mana di dalamnya
bercampur elemen arsitektural gaya Mesir, Yahudi, Gothik, Norman, Celtik,
Skandinavia, Templar, dan Masonik. Inilah puncak dan maha karya dari para
tukang batu (Mason) saat itu. Salah
satu aspek yang paling unik adalah puncak-puncak tiangnya yang didekor dengan
motif bunga lili, kaktus, dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman
lainnya.
Dikarenakan banyaknya elemen
dekoratif pagan di dalam kapel ini, sehingga seorang pendeta, yang menuliskan
kisah tentang pembaptisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn, tahun 1589
mengeluh, “Karena kapel dipenuhi oleh
patung-patung pagan, tidak ada tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan
Sakramen”. Ini artinya tiada tempat yang bersih dari simbol-simbol
paganisme. Namun pada tanggal 31 Agustus 1592, berkat tekanan yang dilakukan
terhadap Baron Oliver St. Claire dari Rosslyn, altar kapel yang bergaya pagan
dihancurkan.
Rosslyn sendiri dalam bahasa Gaelik memiliki arti sebagai pengetahuan kuno yang diwariskan dari generasi ke generasi, ini memiliki
arti yang sama dengan Kabbalah yakni pengetahuan rahasia kuno yang diturunkan secara turun-temurun lewat
lisan.
Adik kandung JK. Rowling, Diana, tinggal di kota ini. Dan ketika menggarap
novel pertamanya Rowling
menumpang di rumah Diana. Rowling biasa
menulis di kafe-kafe di sekitar rumahnya. Tidak disebutkan apakah dia bepergian atau melakukan riset dengan mengunjungi Rosslyn
Chapel, dan atau melakukan wawancara atau bersahabat erat dengan sejumlah
tokoh Mason di sana. Namun warna Okultisme yang memang banyak di
Edinburgh, memang menjadi “darah” bagi serial Harry Potter.
UNIVERSITY OF EXETER
Motto Universitas Exeter adalah “Lucem sequimur” yang berarti “Kami
Mengikuti Cahaya”. Mungkin bagi orang awam, istilah “Cahaya” di sini
dipersepsikan sebagai ilmu pengetahuan. Namun dalam paganism-codex,
“Light” atau “Cahaya” merupakan nama lain daripada “Lucifer”.
Wikipedia menyebut Exeter, Inggris, dengan kalimat, “Exeter ialah sebuah
kota di Inggris. Merupakan ibukota Devon. Penduduknya berjumlah 100.000. Di
kota ini ada sebuah katedral, reruntuhan kastil, dan sejumlah dinding
peninggalan Kekaisaran Romawi. Exeter dibangun oleh bangsa Romawi, yang
menyebutnya Isca Dumnoniorum. Setelah mereka meninggalkannya dan bangsa
Anglo-Sakson pindah di abad ke-7, nama ini diubah menjadi Exeter. Kemudian
Exeter menjadi pusat perlawanan dalam penaklukan Normandia. Sekarang kota ini
menjadi tempat kedudukan Meteorological Office, yang memperkirakan cuaca di
negeri ini.”
Yang menarik, di bawah keterangan
ini ada sub judul “Kota Kembar” yang menyebutkan Rennes,
Perancis. Itu berarti Exeter banyak
persamaan dengan wilayah di selatan Perancis yang sejak dulu memang sarat
dengan kepercayaan Kabbalah.
Sekurangnya ada tiga tempat di sini yang menggunakan istilah “Rennes” yakni Rennes Le Chateau (legenda Grail dengan
Pastor Berenger Sauniere, dipaparkan secara panjang lebar dalam buku “The Holy
Blood, Holy Grail”), Rennes Le Bans,
Coustassa (misteri kematian Abbe Antione Gelis yang sampai kini tidak
terpecahkan), dan Pyrennes, nama
pegunungan di mana banyak kota-kota kecil ada di sekitarnya.
Di wilayah ini juga ada kota
kecil bernama Provence, di mana untuk
pertama kalinya ajaran Kabbalah yang
biasanya diwariskan dengan lisan, dibukukan. Tahta Suci Vatikan mengenal daerah
ini sebagai sarang Heresy. Mungkin
karena itulah wilayah selatan Perancis sampai saat ini merupakan daerah yang tertinggal dalam
pembangunan fisik (ditelantarkan?) dan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya.
Orang-orang di sini percaya jasad Maria Magdalena — sosok yang
sangat dipuja oleh persaudaraan-persaudaraan rahasia okultisme seperti Illuminaty,
Templar, Rosikrusian, dan Freemasonry,
sebab itu Maria Magdalena dianugerahi julukan ‘Iluminatrix’ yang berarti “Cahaya di atas Cahaya”, serupa dengan
arti nama Lucifer — dikubur di dalam tanahnya. Sebab itu, ada larangan resmi untuk menggali
tanah di sekitar daerah ini bahkan untuk menanam sebatang pohon pun!
Selatan Perancis merupakan daerah
kuno yang sudah ditinggali dan sudah memiliki kepercayaan jauh sebelum agama
Kristen lahir. Terdapat banyak terowongan di bawahnya yang saling terhubung
satu dengan yang lainnya. Banyak rahasia dan mitos di sini, antara lain
harta karun Templar dipercaya juga dipendam di dalam tanahnya. Konon, Yoseph
Arimatea menyelamatkan Maria Magdalena dari Yerusalem ke Perancis Selatan ini
dan Maria meninggal dunia di sini. Setiap tahun, tiap 22 Juli diselenggarakan
Festival Magdalena di selatan Perancis.
Universitas Exeter, Inggris, tempat dimana
selama empat tahun JK. Rowling kuliah bahasa Perancis, memang dikenal sebagai
lembaga pendidikan yang banyak bersentuhan dengan ritus-ritus pagan-okultisme
seperti Druid, Celtics, dan Kabbalah. Hal ini tidak aneh karena kota ini memang
dibangun oleh bangsa Romawi yang memang akrab dengan ritual-ritual seperti itu.
Bahkan walau mereka kemudian menerima kekristenan, namun banyak simbol-simbol
pagan-okultis tetap dipertahankan walau di dalam Vatikan City sekalipun, dan
banyak juga yang diambil sebagai bagian dari ritual Gereja.
Selama kuliah di Universitas Exeter, JK. Rowling juga mendalami
okultisme dan ritual-ritual sihir secara resmi. Ini dikatakan Mastrisciana.
Dalam video berjudul “Harry
Potter: Witchcraft Repackaged video” yang banyak disertakan dalam diskusi
para pendidik dan gereja di Amerika dan juga Inggris, salah seorang narasumber
bernama Mastrisciana menyatakan jika JK. Rowling selama di Universitas Exeter
tidak hanya mempelajari bahasa Perancis, namun juga mendalami okultisme di
sana. Apa yang
dikatakan Mastrisciana memang sangat beralasan karena Universitas Exeter secara
resmi mengajarkan okultisme dan paganisme dengan segala pernak-perniknya kepada
para mahasiswanya.
Universitas Exeter memiliki jurusan tersendiri untuk pendidikan okultisme,
yang terdapat dalam spesifikasi program “Western Esotericism” di bawah HuSS (School
of Humanities and Social Sciences).
Program bergelar Master of Arts
Western Esotericism (MA-Western Esotericism) ini mempunyai modul-modul
pembelajaran, antara lain:
- Alexandrian Hermetism, Neo-Platonism, dan Astrology (15 satuan kredit)
- The Hermetic Art of Alchemy (15 satuan kredit)
- Pencerahan Kabbalah dan Pengaruhnya (15 satuan kredit)
- Rosicrucianism dan Freemasonry (15 satuan kredit)
- Theosophy dan Esotericism Global (30 satuan kredit)
- Tradisi Esoteric dalam Literatur dan Masyarakat Inggris 1550-1670 (15 satuan kredit)
- The Esoteric Body (15 satuan kredit)
- Sufism and Islamic Devotional Life (15 satuan kredit)
- Heretics and Mystics: Language, Society and the Divine 1300-1500
- Witchcraft in History (30 satuan kredit)
- The Disenchantment of the World? Society and the Supernatural in Early Modern Europe (30 satuan kredit)
- Dan sebagainya.
Mengingat program ini merupakan
program paruh waktu (part-time programme) yang bisa diikuti selama 23
bulan dengan keseluruhan 180 satuan kredit, maka pertanyaannya, “Mungkinkah JK. Rowling telah mengikuti program ini?” Berbagai buku dan literatur
yang ada mengenai Harry Potter belum ada yang menerangkan soal yang satu ini. Meski demikian, faktanya adalah jika JK. Rowling sangat memahami dan menguasai
pengetahuan tentang sihir dan praktek-praktek ritualnya, yang secara jelas bisa
dibaca siapa saja dalam ketujuh serial Harry Potter. JK. Rowling bukanlah
seorang ibu biasa.
SERIAL PERDANA HARRY POTTER
Kepada penerbitnya, JK. Rowling pernah bercerita jika sejak dia menggarap
novel pertama Harry Potter, di benaknya sesungguhnya telah tersimpan serial Harry Potter secara
lengkap, hingga seri ketujuh di mana Rowling menyatakan salah seorang tokoh
penting akan menemui kematian.
Serial pertama berjudul “Harry Potter and The Philosopher Stone’s” yang setahun kemudian di Amerika
diganti menjadi “Harry Potter and The
Sorcerer Stone’s”.
SINOPSIS SINGKATNYA DAPAT DIBACA DI SINI
Di kisah pertamanya ini, kita akan banyak mendapati benda-benda mistik,
simbol-simbol okultis, dan hewan-hewan yang terdapat dalam berbagai legenda sihir
yang sebenarnya memang diyakini dalam dunia gelap hingga sekarang. Tidak salah jika banyak orang menganggap serial pertama Harry Potter sebagai
sejenis buku pengantar ke dalam dunia sihir. Dalam serial pertamanya, Harry
kecil, anak seorang Muggle (kaum yang tidak suka pada sihir),
diperkenalkan dengan dunia sihir. Hal itu mengubahnya menjadi seorang anak yang
sangat gandrung dengan sihir. Hal yang sama, mungkin tanpa disadari, juga
dialami jutaan anak kecil yang membaca dan melihat film pertamanya. Jutaan
anak-anak di dunia yang tadinya awam dengan dunia sihir, bisa diubah seratus
delapan puluh derajat. Apa yang dialami Harry Potter, juga dialami jutaan
anak-anak tersebut.
J.K. Rowling sangat paham jika nama-nama karakter di dalam novel (juga di
dalam film) sangat besar pengaruhnya bagi orang yang membaca atau menontonnya. Sebagai seorang yang telah mendalami sihir dan okultisme di Exeter
University, Rowling tidak sembarangan mencomot nama bagi karakter-karakternya. Semua nama karakternya memiliki simbolisme atau
keterkaitan dengan nama-nama atau istilah okultisme. Inilah beberapa di antaranya:
Harry Potter
Harry adalah sebutan akrab untuk “Harold” yang memiliki arti sebagai
“Panglima Perang”. Konon, nama ini diambil oleh Rowling dari nama seorang
sahabatnya sewaktu masih anak-anak.
Ron Weasley
Dia merupakan sahabat dekat Harry Potter bersama Hermione Granger. Ron
Weasley bisa diterjemahkan sebagai "Running Weasel" dalam bahasa yang
lain. Hal ini terkait dengan mitologi tentang jagoan main catur Dinasti Keenam.
Ron juga berarti “Penasihat Sang Raja.”
Hermione Granger
Hermione Granger adalah gadis cantik yang bersama Ron Weasley merupakan
sahabat dekat Harry Potter. Hermione memiliki arti sebagai “Sang pembawa
pesan”. Dalam mitologi Yunani, Hermione disamakan dengan Hermes, The
Messenger of the Gods. Hermione juga dipakai oleh Shakespeare sebagai nama
seorang ratu dalam “The Winter Tale”.
Albus Dumbledore
Albus Dumbledore merupakan Kepala Sekolah Hogwarts. Albus merupakan istilah
latin untuk “Putih”, sedangkan Dumbledore sebuah istilah Inggris kuno yang
berarti “lebah besar yang berbulu”. Untuk istilah yang terakhir, Rowling
menyatakan jika dia menamakan karakter ini karena orangua berjanggut putih
panjang ini suaranya seperti bergumam, mirip dengan dengungan lebah. Hanya
saja, istilah “Albus” sebenarnya nama figur Geomancy (sejenis Feng Shui) yang
memiliki arti sebagai Yang Bijak, Pemecah Masalah Yang Baik, dan juga merujuk
pada Yang Tercerahkan. Arti yang terakhir ini sama artinya dengan istilah
Illuminatrix atau Iluminaty.
Minerva McGonagall
Dia adalah wakil dari Albus Dumbledore. Minerva adalah nama Dewi
Kebijaksanaan dan Dewi Kesenian bangsa Romawi, juga Dewi Perdagangan dan Seni
Perang. Sedangkan “McGonagall” merupakan nama Skotlandia yang berarti
Pemberani.
Argus Filch
Argus Filch merupakan salah seorang pejabat di Hogwarts. “Argus” adalah
nama sebuah monster dalam mitologi Yunani yang memiliki ribuan mata. Sedangkan
“Steal” artinya “Pencuri”.
Sirius Black
Sirius Black merupakan bapak baptis dari Harry Potter. Sirius merupakan
nama sebuah rasi bintang berbentuk seekor anjing, sebab itu Sirius juga disebut
sebagai “Bintang Anjing”. Ini merupakan bintang paling terang di angkasa. Dalam
bahasa Yunani, Sirius ditulis sebagai “Seirios” yang artinya “Membara”. Namun
Rowling menggandengkannya dengan kata “Black” yang tidak ada arti lain selain
kegelapan. Rowling jelas tengah memainkan lakon “Seni Manipulasi Illuminaty”
yang memang sering memainkan logika manusia dengan dua hal yang saling
bertolak-belakang. Hampir semua
keluarga Sirius Black diberi nama bintang, yaitu Bellatrix, Regulus, Andromeda dan Draco. Ritual Mesir kuno, Kabbalah,
memang gemar dengan perhitungan perbintangan.
Rubeus Hagrid
Dia merupakan satu-satunya sahabat dan pelindung Harry Potter yang bertubuh
raksasa. Hagrid sendiri bisa berarti raksasa, namun juga memiliki arti sebagai peminum.
Rubeus Hagrid merupakan dewa yang paling ramah. Walau demikian, Hagrid dituduh
oleh Hades untuk ikut bertanggungjawab atas terbunuhnya anak Perseus yang telah
membunuh Medussa, sebab itu dia dilarang ke Olympus. Oleh Zeus, Dewa Tertinggi,
Hagrid dikasihani dan dia memberikan Hagrid suatu tugas untuk menjaga seekor
monster yang baik – suatu kontradiksi lagi seperti halnya Sirius Black - yang berada di Olympus.
Draco Malfoy
Musuh Harry Potter, penghuni asrama Slytherin. Draco dalam bahasa latin
berarti Naga. Dalam legenda latin kuno, merujuk pada monster naga. Sedangkan
“Malfoy” sesungguhnya dua nama yang disatukan: Mal dan Foy. “Mal” dalam bahasa
latin dan Spanyol berarti “Yang jelek” yang biasanay merujuk pada sosok Setan.
Sedangkan “Foy” dalam bahasa latin berarti “Kepercayaan”. Sebab itu, Malfoy
bisa diartikan sebagai “Kepercayaan kepada Setan”.
Lucius Malfoy
Ini nama ayah dari Draco Malfoy. Lucius adalah istilah lain untuk Lucifer,
yang diyakini sebagai nama Dajjal. Namun bagi kalangan okultis, Lucius atau
Lucifer diartikan sebagai Sang Cahaya (Luciferis), sama artinya dengan istilah
“Illuminaty” (Cahaya). Nama Lucius juga dipakai oleh salah seorang penguasa
Roma, bernama Seneca yang memiliki nama lengkap Lucius Annaeus Seneca, seorang
negarawan ternama, filsuf, dan orator. Tiga Paus juga dilahirkan dengan nama
Lucius. Walau demikian, sekarang ini sepertinya nama Lucius sudah dianggap
menjadi nama banyak orang-orang penting dunia.
Narcissa Malfoy
Isteri dari Lucius Malfoy dan ibu dari Draco Malfoy. Dalam mitologi Yunani
Kuno, nama Narcissa merujuk pada seorang tokoh yang mencintai dirinya sendiri
saat dia melihat bayangan dirinya di danau yang jernih. Istilah “Narsis”
sekarang ini berasal dari mitologi Narcissa.
Severus Snape
Dia adalah Kepala Asrama Slytherin. Severus adalah nama lain dari “Severe”
yang memiliki arti sebagai kasar, berbahaya, tidak disukai banyak orang karena
kehadirannya selalu menimbulkan kegelisahan, memiliki ego yang besar, dan
sebagainya. Sedangkan “Snape” merupakan nama seekor ular di Slytherin.
The Grey Lady
Dia adalah nama hantu yang menghuni sekolah Hogwarts. Sosok yang satu konon
benar-benar nyata dan menjadi satu legenda di Benteng Chilingham di Alnwick,
Northumberland. Benteng atau Kastil tersebut terkenal angker karena pernah
dalam sejarahnya banyak orang disiksa hingga mati di salah satu kamarnya. Salah
satu hantu yang paling terkenal, bernama The Grey Lady, yang sering menganggu
orang dengan rintihan dan bunyi tapak kaki di gang-gang dan tangga. Entah
disengaja atau tidak, film Harry Potter juga mengambil lokasi di kastil angker
tersebut.
Sekarang, kita akan mengulas satu demi satu simbol,
benda, istilah, dan segala hal yang terkait dengan sihir. Tentu tidak semuanya karena hal itu teramat banyak terdapat di dalam buku
maupun film pertamanya. Berikut beberapa di
antaranya:
Burung Hantu (The
Owl)
Burung Hantu sekarang sering diidentikkan sebagai simbol kebijaksanaan dan
pengetahuan. Ini sebenarnya pengertian yang salah dan sudah dimanipulasi.
Simbol Burung Hantu (The Owl) bersumber dari akar kabbalah dalam ritus Osirian
Mesir Kuno yang mewakili sosok Dewi Iblis bernama Lilith. Burung ini sejak lama menjadi simbol bagi okultisme, shamanisme, dan sejumlah ritus Luciferian
(penyembahan setan). Dalam mitologi okultisme, Dewi Iblis Lilith diyakini
sebagai isteri pertama Adam sebelum Eva. Disebabkan Lilith ingin menguasai
semuanya, termasuk menguasai Adam, maka dia dibuang ke bumi dan kemudian
menikah dengan Lucifer, The Fallen
Angel, yang juga dibuang dari surga ke bumi. Perkawinannya dengan Lucifer menghasilkan Baphomet, makhluk setengah manusia setengah binatang dan juga makhluk androgini (berkelamin
ganda). Baphomet juga dikenal dengan sebutan Kambing Iblis
atau Goat Mendez. Ini merupakan
simbol utama Gereja Setan. Illuminati dan Bohemian Groove merupakan
dua kelompok rahasia Luciferian yang
mengambil The Owl sebagai salah satu
simbol utamanya.
Orang-Orang
Berjubah Hitam
Jubah hitam merupakan pakaian ritual kaum Luciferian atau penyembah setan. Gereja setan, seperti halnya Illuminati, Freemasonry, Rosikrusian,
juga mengenakan jubah hitam dalam menyelenggarakan ritualnya.
Kucing
Kucing merupakan hewan kesayangan Firaun
dan seekor binatang yang dekat dengan kultur sihir Osirian Mesir. Kucing hitam
dalam mitologi Barat dan Okultisme dikenal sebagai The Devil Cat atau Kucing Setan. Dalam kepercayaan tahayul sebagian
masyarakat kita pun dulu dikenal jika orang mati dilompati kucing hitam maka
dia akan bisa hidup kembali atau arwahnya menjadi penasaran.
Tanda Kilat (Lightning atau Thunderbolt)
Voldemort membunuh kedua orangtua
Harry Potter namun gagal menghabisi Harry Potter yang masih bayi. Voldemort
hanya berhasil membuat luka gores di dahi Harry Potter dimana luka gores itu (Scarface)
berbentuk kilatan halilintar atau yang dikenal juga sebagai Thunderbolt. Kilatan halilintar itu
mirip dengan simbol kilat menyerupai huruf S. Ini pun merupakan simbol iblis.
Dan simbol ini masih membekas dengan cukup nyata di kening Harry Potter hingga
dia dewasa.
Ternyata simbol kilat yang sama juga dipakai oleh Anton Szandor La Vey, pendiri Gereja Setan, sebagai salah satu
simbol medalion Gereja Setannya, dimana simbol kilat diletakkan di tengah simbol Pentagram terbalik (Baphomet).
Selain itu, simbol kilat serupa
juga dipakai sebagai simbol pasukan elit Nazi
Hitler, SS-Waffen, yang juga
merupakan pasukan rahasia okultis Hitler di bawah komando Heinrich Himler. Kekristenan menganggap simbol kilat ini sebagai
perwujudan setan. Dalam Injil Lukas 10: 18, Yesus disebutkan mengatakan, “Aku melihat setan jatuh dari surga
bagaikan kilat.” Kemudian, “Dan
kalian akan melihat, namanya akan tergores di bagian depan wajahnya.” (Rev
22:4)
Ular (The Snake)
Serial Harry Potter sangat banyak menggunakan binatang yang satu ini. Paham
okultisme meyakini jika ular merupakan simbol kebijaksanaan. Ketika turun ke
bumi mengikuti Adam, Lucifer juga diyakini mengambil perwujudan seekor ular.
Dalam kepercayaan sihir bangsa-bangsa purba, ular memang dikenal dekat dengan
kepercayaan satanic. Hal ini berlaku
sampai sekarang.
Mirror of Erised (baca: Desire)
Terdapat sebuah cermin yang bisa mewujudkan keinginan Harry Potter, disebut The Mirror of Erised (Bab
12). JK. Rowling
menggunakan sebuah anagram dengan
menuliskan Desire sebagai Erised. Anagram merupakan salah satu bentuk penyandian kata atau kalimat yang
sering digunakan Ksatria Templar dan kelompok-kelompok okultis lainnya untuk
menyembunyikan pesan rahasia mereka. Salah satu keinginan Harry Potter adalah
melihat sosok kedua orangtuanya yang diwujudkan oleh cermin tersebut.
Cermin merupakan perangkat utama
okultisme dalam melihat masa lalu dan masa depan (meramal). Dalam buku “A-Z of Wicca” (Gernina Dunwich, hal.114) disebutkan, “Praktek peramalan
yang merupakan praktek sihir untuk mengetahui masa lalu, sekarang atau masa depan selalu menggunakan media cermin atau kaca, bola kristal,
lilin, bayangan air, dan sebagainya.”
Ensiklopedia Okultisme juga
menyinggung tentang benda yang satu ini, “Orang-orang yang mempelajari
okultisme selalu menggunakan cermin untuk bisa melihat dunia roh.” (Gerald & Grosset, Dictionary of the Occult, p. 153)
Dalam serial pertama Harry
Potter, cermin tersebut memang digunakan Harry untuk bisa bertemu dengan roh
kedua orangtuanya. Orang-orang Kristen Barat menuding JK. Rowling
mengajarkan sesuatu yang dilarang oleh agama mereka, sebab Alkitab jelas-jelas
melarang praktek-praktek menghubungi atau menghadirkan roh orang mati (Deuteronomy 18:11). Alitab juga dengan
tegas menyatakan jika
orang yang masih hidup tidak akan bisa berhubungan dengan orang yang sudah mati
(Lukas 16:19-31).
Alkemi dan Nicholas
Flamel
Alkemi (Alchemist) merupakan ilmi kimia abad pertengahan di Eropa yang konon mampu mengubah
logam biasa menjadi emas. “Secara
simbolis, ilmu kimia abad pertengahan adalah suatu seni yang kebatinan untuk
mengubah bentuk manusia yang rohani ke dalam suatu format yang lebih tinggi dan
abadi." (Geddes& Grosset,
Dictionary of the Occult, hal. 15-17). Sejarah dunia mengenal salah seorang tokoh Alkemi utama bernama Nicholas
Flamel, di mana nama ini dengan jelas telah dipakai JK. Rowling sebagai salah
satu karakter serial pertama Harry Potter yang menjaga batu bertuah. Salah satu
Ritual Masonic memang dekat dengan
penggunaan batu-batu yang setelah melalui prosesi sihir tertentu dianggap
memiliki tuah atau keajaiban.
HARRY POTTER DAN
MESIR KUNO
Bukti lainnya adalah
keterkaitan asal-muasal sihir Harry Potter dengan Mesir Kuno, tempat di mana Kabbalah sebagai ilmu sihir Mesir Kuno
yang melahirkan berbagai kelompok okultis berasal. Dalam serial Harry Potter and the
Prisoner of Azkaban, diceritakan ketika keluarga Ron Weasley berlibur ke
Mesir, Hermione mengaku jika dirinya begitu takjub dengan para penyihir Mesir
yang dianggapnya sebagai sumber segala sumber ilmu sihir dunia. Apa yang
ditulis JK. Rowling ini merupakan petunjuk kuat jika Dunia Sihir Harry Potter
memang berasal dari sihir Mesir Kuno. Dan para ahli sejarah tidak ada yang
membantah jika ilmu sihir Mesir kuno memiliki satu istilah Kabbalah. Kabbalah sampai sekarang masih eksis. Bahkan banyak selebritis Hollywood merupakan anggota dari Kabbalah Center of Los Angeles. Madonna merupakan ikon Kabbalah Hollywood. Dan sepertinya
bukan kebetulan jika JK. Rowling memilih Daniel Radclife sebagai pemeran Harry
Potter, di mana Radclife merupakan seorang anak Yahudi Inggris.
HARRY POTTER DAN
MADAME BLAVATSKY
Bukti lain yang jelas dan tak
terbantahkan adalah dipakainya nama salah seorang tokoh dunia Freemasonry,
pendiri gerakan Theosofie
Internasional, yakni Madame Blavatsky.
Dalam serial Harry Potternya, JK. Rowling memberi nama seorang pengarang
perempuan yang menulis buku pelajaran ramalan yang dipakai murid-murid sekolah
sihir Hogwarts, berjudul “Menyingkap Kabut Masa Depan”, dengan nama Cassandra Vablastky. JK. Rowling
lagi-lagi menggunakan anagram, bentuk
penyandian kegemaran Templar dan Mason, dengan menuliskan Vablatsky untuk nama Blavatsky. Blavatsky adalah Mbah-nya ajaran pluralisme yang sekarang digembar-gemboran kaum Liberal. Siapa sebenarnya orang ini? BACA
PROFIL DIRINYA DISINI.
Selain yang
sudah dipaparkan di atas, ada banyak simbol-simbol atau makhluk Okultis lainnya yang dipaparkan dalam serial pertama Harry Potter, yaitu Quidditch, Sapu Terbang,
Nimbus, Anjing Berkepala Tiga, Quirell, dan Catur.
Yang belakangan, motif papan Catur (The Checkered) jelas-jelas
merupakan simbol Freemasonry. Hampir seluruh loji Freemasonry di seluruh dunia
memiliki lantai kotak-kotak hitam putih yang disebut The Checkered Floor, yang digunakan dalam ritual inisiasi calon
Mason baru atau kenaikan derajat keanggotaan. Contoh nyata yaitu inisiasi Lindsay Lohan sebagai
anggota The Kabbalah Center of Los
Angeles dilakukan Madonna di atas
panggung pembukaan MTV Award di tahun
2003 di mana lantai panggung didesain berbentuk papan catur.
Berikut adalah judul serial Harry
Potter:
- Harry Potter and The Sorcerers Stone
- Harry Potter and the Chamber of Secrets
- Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
- Harry Potter and the Goblet of Fire
- Harry Potter and The Order of the Phoenix
- Harry Potter and the Half-Blood Prince
- Harry Potter and the Deathly Gallows
Serial pertama
Harry Potter, The Philosopher Stone’s (dalam versi yang terbit di
Amerika diubah menjadi The Sorcerer Stone’s), mendulang sukses yang luar
biasa. Jutaan anak-anak langsung terpikat dengan dunia sihir Harry Potter yang
dianggap ajaib. Anak-anak tentu cepat takjub dengan hal-hal yang bisa dengan
seketika seperti halnya “magic”.
Namun tanpa disadari, jutaan anak-anak lewat novel tersebut menjadi begitu
dekat dengan dunia sihir yang sebenarnya dalam pandangan agama apapun dianggap mewakili “Kuasa Kegelapan” atau “Ajaran Iblis”.
SIHIR DALAM ISLAM
Melalui novel Harry Potter dan dalam berbagai
wawancaranya JK. Rowling jelas
mendoktrin jutaan anak di dunia jika sihir itu ada yang baik (White
Magic) dan ada yang jahat (Black
Magic). Ini merupakan salah satu racun yang dibenamkan JK. Rowling kepada
pembaca dan penonton dengan sangat halus dan lihai. Menurut ajaran agama Islam sudah jelas disebutkan
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits jika sihir dilarang dan
mempraktekannya termasuk bentuk kekufuran.
ALLAAH SWT berfirman, “Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli
sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan
izin Allaah. Dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarnya (kitab Allaah) dengan
sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah ayat 102)
Dari ayat tersebut bisa disimpulkan jika mengajarkan sihir adalah bentuk kekufuran,
mempelajari sihir juga termasuk kekufuran dan dari bagian kedua disebutkan
bahwa sihir itu adalah ujian/ cobaan/ godaan.
Dalam hadits shahih Bukhary-Muslim,
Rasulullaah SAW bersabda, “ ‘Jauhilah tujuh
perkara yang akan membinasakan.’ Para shahabat bertanya,“Apa itu?’ Beliau
bersabda, ‘Syirik kepada Allaah, sihir,
membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari
lalai.’”
Dalam riwayat Tirmidzi, Jundub bin Ka’ab AsSa’di meriwayatkan dari Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam bahwa dalam hukum Islam hukuman
dari pelaku sihir adalah dipenggal dengan pedang. Hukuman ini hanya boleh dilakukan oleh suatu pemerintahan Muslim dan bukan suatu kewajiban individual.
CONCLUSION
Kesimpulan
dari semua uraian di atas adalah Serial Harry
Potter jelas-jelas telah mengajarkan
sihir, bahkan para peneliti Barat sendiri menyatakan jika Harry Potter merupakan
Handbook of Occult (Buku Pegangan
Okultisme). Sebelum para
ulama meributkan Harry Potter, para pendeta di banyak gereja di Barat, juga kalangan pendidiknya, telah
menyatakan jika serial fiksi ini memang mengandung suatu muatan yang berbahaya
bagi anak-anak.
Bagi mereka yang sudah terlanjur kagum dan menyukai serial Harry Potter, hendaknya mengetahui hal ini agar kita bisa membaca secara kritis, bukan mentah-mentah memasukkan semua
hal yang ada di dalam serial tersebut tanpa mencernanya dulu. Apalagi jika kita ikut-ikutan bermain seperti para karakter yang ada dalam serial tersebut.
Di sisi lain, hal ini juga
menjadi tantangan tersendiri bagi para penulis dan cineas Muslim yang aware terhadap
hiburan yang sehat bagi anak-anak, untuk bisa berkarya dengan baik sehingga
anak-anak seluruh dunia bisa memperoleh hiburan yang tidak hanya menyenangkan namun juga bermanfaat.
[Referensi: eramuslim.com, id.wikipedia.org, School Bans Harry Potter (BBC), Harry Potter: Seduction of the Occult (Martha Kleder for Concerned
Women for America-WMA)]